Event Nasional

INAGREENTECH 2022 Hadir Offline Mulai 17 -19 Maret 2022 di Jiexpo Kemayoran Jakarta

BisnisExpo.Com Jakarta – Menurut PricewaterhousaCoopers, Indonesia diprediksi akan memiliki ekonomi terbesar keempat didunia dengan GDP USD 7.3 triliun, dan akan masuk dalam 10 besar Negara dengan Ekonomi Terbesar 2050.

Di tahun 2022, Indonesia terpilih sebagai Presidensi G20 dan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama, Lebih Kuat”. Dan salah satu fokus sektor pembangunan adalah bidang energi. Bali yang akan menjadi tuan rumah G20, bersiap diri dengan membangun 36 PLTS Atap. Hal ini akan memperkuat sistem energi global yang bekelanjutan, juga untuk pemulihan yang berkelanjutan.

Sebagai negara tropis, sumber energi surya di Indonesia adalah sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp,tetapi baru sekitar 10 MWp yang digunakan sehingga pemerintah mengeluarkan roadmap pemanfaatan energi surya untuk mencapai net zero emission dan menargetkan kapasitas PLTS terpasang di tahun 2035 adalah sebesar 38GW.

PLTS menjadi andalan pemerintah untuk dapat mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan sebesar 23% di tahun 2025. Untuk tahap pertama, PLN merencanakan transisi energi dari PLTD ke PLTS sebesar 350 megawatt. Dan untuk tahap kedua sekitar 249 megawatt dengan pembangkit energi baru terbarukan lainnya.

Saat ini penggunaan tenaga surya telah diaplikasikan padä bandar udara, pelabuhan, stasiun, pabrik, kawasan industri hijau, perkebunan, area komersial, mall, sekolah bahkan tempat ibadah.

Menteri BUMN, Erick Thohir menghimbau semua BUMN untuk memasang PLTS Atap di gedung-gedung yang dikelola dan bukan hanya di instansi BUMN saja melainkan juga agar dapat dilakukan di perkantoran, industri dan perumahan. Selain itu, masyarakat luaspun dianjurkan untuk memasang infrastruktur PLTS Atap agar dapat menggunakan listrik sendiri dan bahkan dapat menjualnya ke PT. PLN (Persero).Bahkan Kementrian ESDM telah mengeluarkan Permen No.35.Pers/04-SJl/2022 yang salah satunya mengatur ekspor kWh listrik ditingkatkan dari 65% menjadi 100%.

Dengan kondisi saat ini, dimana terjadi krisis energi ditambah terbatasnya sumber energi yang kita gunakan dan juga perang yang sedang terjadi, tentunya berimbas pada banyak hal salah satunya adalah harga minyak dan listrik yang meningkat. Sehingga opsi untuk berinvestasi pada tenaga surya akan sangat menguntungkan banyak pihak.

Dengan semakin meningkatnya penggunaan EBT, hal ini akan mempengaruhi pasar industri lainnya, misalnya energy storage, LED, loT dan juga Smart home. Dan dalam hal ini, kebutuhan komponen elektronik akan semakin meningkat pula. GEM Indonesia berkomitmen untuk menjadi jembatan bagi para manufaktur, trader, stakeholder dalam memperluas jaringan bisnis baik melalui platform digital dan physical.

Pameran dengan bendera utama INAGREENTECH 2022 dapat berjalan di kondisi pandemik saat ini, dan didukung oleh sub-event Solartech Indonesia 2022, Batcary & Energy Storage Indonasia 2022 , Inalight 2022, Cable & Wire Indonesia 2022, Powergen & Renewable Energy Indonesia 2022, Smart Home+City Indonesia 2022, Smartlot Indonasia 2022 dan Inatronics 2022. Pameran tersebut akan manghadirkan berbagai inovasi terbaru di bidang smart green technology, seperti Solar PV, LED, loT, Smart City dan Komponen Elektrika. Dan hadir secara offline mulai 17 -19 Maret 2022 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta.

Sebagai tambahan informasi, pameran ini akan didukung oleh Indonesia Solar Power & Energy Storage Conference yang akan mengangkat tema “Powering Investment: Opportunities for Solar Energy Sector In Indonesia”. Conference ini akan menghadirkan pakar-pakar profesional yang membahas perkembangan pasar Indonesia di bidang solar & energi mulai dari roadmap, investment sampai teknologi terbaru.