Nasional

Harga Beras Naik, BI Optimis Inflasi Tetap Terkendali

BisnisExpo.com – Bank Indonesia memastikan laju inflasi termasuk inflasi pangan akan terkendali, meksi terjadi kenaikan harga beras. Bank Indonesia melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, berkordinasi dengan semua pihak untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga beras.

“Kami meyakini inflasi di akhir tahun ini akan tetap terkendali di sekitar 3 persen. Mengenai inflasi pangan, kami yakinkan bahwa kordinasi tim pengendali inflasi pusat dan daerah melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan secara efektif terus dilakukan,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (21/9/2023).

Untuk mengendalikan inflasi, BI juga melakukan pemantauan harga pangan yang dilakukan 46 kantor perwakilan BI di daerah. BI meyakini dengan kebijakan pemerintah menambah jumlah cadangan beras dan mempercepat bantuan beras pada masyarakat di bulan ini, dapat mengendalikan harga beras.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman menyampaikan, di bulan September terjadi kenaikan beras sebesar 4,4 persen. Menurut dia, salah satu penyebab kenaikan harga beras adalah fenomena El Nino yang lebih panjang dari yang diperkirakan.

“Kekuatan El Nino rendah, tapi ternyata berlangsung lebih lama. Semula diperkirakan El Nino akan selesai di akhir tahun ini, tapi ternyata lebih panjang hingga Januari tahun depan,” kata Aida.

Bank Indonesia juga terus mewaspadai kenaikan harga beras dengan memantau cadangan beras pemerintah. Saat ini cadangan beras pemerintah mencapai 2 juta ton, dan dalam tiga bulan ke depan akan ada bansos sebesar Rp220 ribu per bulan.

“Bansos itu akan membantu pengurangan harga-harga. Melalui GNPIP, kita juga bekerja sama dengan Bulog melakukan operasi pasar beras,” kata Aida.

Dengan langkah-langkah tersebut, BI meyakini kenaikan harga beras tidak akan memicu inflasi tinggi, khususnya inflasi pangan. Di bulan Agustus, inflasi pangan bergejolak atau volatile food cukup rendah sebesar 2,4 persen.