Nasional

Jajaran Dinas Pertanian Pandeglang Banten Menerima Proposal Kerjasama Pengembangan Budidaya Porang

BisnisExpo.com Pandeglang – Kantor Dinas Pertanian, kabupaten Pandeglang Banten meyakini prospek budidaya umbi suweg atau porang asalkan dibarengi dengan penyerapan pasar ekspor terutama China dan harga bagus pada tingkat petani. Kantor Dinas sudah memetakan beberapa kecamatan di Pandeglang yang mana petaninya sudah mulai membudidaya.

“Saya sudah ngobrol dengan petani, (ternyata) sudah mulai budidaya. Untuk (kecamatan) Cikeusik, ada kerjasama (petani, Dinas Pertanian) dengan Perum Perhutani (BUMN/Badan Usaha Milik Negara). Kecamatan Cimanggu, Carita, Mekarjaya, Cadasari juga sudah ada. Tetapi yang paling banyak (budidaya) di kecamatan Saketi,” ujar Sekretaris Dinas (Sekdis) Pertanian Pandeglang Nasir mengatakan kepada Redaksi di Pandeglang, Rabu (12/8) kemarin.

Porang dimanfaatkan sebagai bahan baku farmasi, suplemen, nutrisi dan lain sebagainya. Antusiasme warga Pandeglang membudidaya suweg diyakini meningkat. Masyarakat di beberapa kecmatan/desa Pandeglang berharap umbi suweg bisa dilirik sebagai bahan baku untuk produk farmasi, suplemen, nutrisi.

“Porang Cimanggu sudah jalan (diserap pasar). Tapi kami belum observasi (porang) masuk ke pasar mana, bisa local terutama Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), luar pulau atau luar negeri. Lahan di Pandeglang masih sangat terbuka, dan proyeksi sekarang ada 150 hektar,” tegas Nasir.

Dinas Pertanian sebelumnya menerima perusahaan trader swasta nasional yang membawa proposal kerjasama pengembangan porang. Perusahaan tersebut menjanjikan pasar ekspor, terutama China. Kendatipun, tingkat kesulitan yang dialami sekarang ini yakni pembibitan.

“Kami harus memenuhi permintaan sekitar 1000 (seribu) ton pasar China. Kalau satu hektar setara dengan 1000 (seribu) bibit di atas lahan seluas 410 (empat ratus sepuluh) hektar tanaman porang, kami tetap harus kerja keras berusaha mencari ke segala arah (daerah penghasil porang; Ciamis, Cirebon, Madiun, dll). Kalau umbi basah, (permintaan pasar) unlimited (tidak terbatas). Kami bisa supply (memasok 50 – 100 ton. Satu rit (penyewaan truck) untuk tujuh ton. Pabrik pengolahan porang (dalam bentuk umbi) di Jawa Timur sudah pasti menampung. Singkatnya, (permintaan pasar) unlimited,” kata Direktur Utama PT Elemen Trijaya, Alexander Andrianto pada pertemuan dengan jajaran Dinas Pertanian

Di tempat yang sama, kabid Tanaman Pangan Iping Saripin melihat ada beberapa case kegiatan budidaya porang, termasuk kelompok tani yang memanfaatkan lahan Perum Perhutani (BUMN). Awalnya, petani memanfaatkan lahan tersebut untuk menanam kopi. Tetapi karena tanahnya renggang, sehingga ia menanam porang.

“Karena (budidaya porang) tidak perlu sinar matahari secara khusus. Karena porang juga sedang booming, mereka mulai intens membudidaya. Mereka melihat ada prospek, porang bernilai ekonomis. Mereka jaga lahan yang sudah ada, termasuk (petani) di kecamantan Munjul,” Iping mengatakan kepada Redaksi.

Kalau sudah saatnya panen, Dinas Pertanian akan berkoordinasi sampai pada level bawah, termasuk petani. Dari koordinasi kegiatan panen, Dinas Pertanian akan memfasilitasi termasuk harga di pasaran.

“Harga kadang tidak merata, dan fluktuatif. Kecuali kalau ada MoU (memorandum of understanding) petani, pembeli dan kami. Misalkan rencana pengembangan di kecamatan Cimanggu dengan lahan seluas 15 hektar. Sehingga ketika panen, petani tidak usah mencari pengumpul, buyer. Pasar bisa langsung menjemput, bongkar muat dengan truck. Hasil panen harus segera diambil. Karena kalau tidak, ada masalah, (porang) disimpan beberapa hari bisa menjadi busuk,” tukas Iping.