Tekno

Startup Cakap Naik 5 Kali Lipat Sebagai Solusi Pendidikan Online di Masa Pandemi

BisnisExpo.com Jakarta – Selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Cakap sebagai startup yang bergerak di bidang edukasi, menawarkan solusi alternatif dalam melakukan kegiatan belajar mengajar secara online. Cakap telah mencatat adanya kenaikan angka pengguna hingga lebih dari 5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya di Quartal yang sama, terdapat kenaikan 3200% traffic ke Cakap.

Tomy Yunus selaku CEO Cakap, mengatakan “Cakap telah membuktikan bahwa masyarakat tetap dapat produktif, walaupun beraktivitas di rumah. Kenaikan kunjungan dan angka pengunduh pada aplikasi Cakap pun menunjukan bahwa berbagai program inisiatif yang sudah dilakukan oleh tim Cakap sangat diminati oleh masyarakat, dan saya harap, aplikasi Cakap dapat terus menerus memberikan manfaat untuk masyarakat sebagai alternatif dalam beraktivitas yang positif”

Cakap aktif menggandeng berbagai pemangku kepentingan mulai dari pelaku usaha, organisasi dan pemerintah untuk menanggulangi dampak pandemi agar tetap produktif selama di rumah. Diantaranya melalui program Cakap Goes to School yaitu menyediakan akses belajar bahasa Inggris secara gratis untuk pelajar di seluruh Indonesia. Yang mana kegiatan ini telah diikuti oleh berbagai sekolah dari berbagai daerah, seperti Mataram, Nusa Tenggara Barat, hingga Pekalongan, Jawa Tengah.

Selain itu Cakap juga bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, memberikan pelatihan bahasa Inggris secara daring. Pelatihan tersebut dilaksanakan untuk mempersiapkan para perlaku UMKM dan bidang pariwisata selama enam bulan, terhitung mulai Mei hingga November dengan durasi setiap pertemuan 50 menit. Materi yang diberikan mulai dari
percakapan bahasa Inggris dasar hingga mempromosikan daya tarik wisata, khususnya di 5 lokasi Destinasi Super Prioritas.

Program ini diharapkan dapat mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih kompeten untuk mempersiapkan diri selama masa new normal berlangsung.

Pemerintah Indonesia telah merencanakan aturan dalam mempersiapkan fase kehidupan baru atau new normal. Sebanyak 4 provinsi dan 25 kabupaten dan kota bersiap untuk melakukan aktivitas dengan protokol kesehatan.

Disektor pendidikan, Kementerian Kesehatan akan bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan untuk membuat protokol kesehatan.

Namun sejumlah pihak menyatakan menolak jika anak masuk sekolah dalam waktu dekat, antara lain Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Forum Orang Tua Siswa Bandung, dan Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI). Dimana penolakan tersebut juga dilakukan oleh orang tua murid, menurut survey.

Komisioner KPAI, Retno Listyarti, 71% responden menyatakan tidak setuju terhadap rencana pembukaan ini. Survey tersebut tidak didapatkan dari orangtua murid saja, namun juga guru dan pekerja tenaga kesehatan.

Ketua PB PGRI, Dudung Nurullah Koswara, mengatakan “Daripada membuka sekolah di masa pandemi Covid-19, pemerintah sebaiknya membuat pola belajar baru yang lebih efektif. Pola belajar mandiri yang memudahkan anak didik, guru dan orang tua terlibat.”

Keinginan untuk menjadikan sarana pembelajaran secara online sebagai sebuah solusi juga disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dalam pidato Hari Pendidikan Nasional. Menurut Nadiem Anwar Makarim, “Untuk pertama kalinya, guru-guru melakukan secara daring atau online, menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun.”