BisnisExpo.com Jakarta – Mendukung semangat inklusivitas yang digaungkan Sumpah Pemuda, Sampoerna University sebagai institusi pendidikan kelas dunia menghadirkan Bright Future Talks 2023 dengan tema “Dari Pemuda untuk Indonesia: Teknologi Berkelanjutan dan Inklusif”. Acara ini diselenggarakan untuk menginspirasi generasi muda yang ingin mengambil peran penting dalam menghadirkan teknologi inklusif bagi Indonesia di masa depan.
Hari Sumpah Pemuda merupakan momen penting di mana para pemuda berikrar untuk bersatu dalam satu bangsa, tanah air, dan bahasa yang sama. Dengan pondasi yang sudah diwariskan, penerapan nilai-nilai dan pemaknaan Sumpah Pemuda harus terus mengikuti zaman. Di era digital ini, Sumpah Pemuda dapat dimaknai dengan memanfaatkan teknologi menjadi suatu inovasi yang dapat diakses semua orang dan bermanfaat sebagai bentuk kontribusi untuk Indonesia, khususnya untuk pelestarian lingkungan.
Apalagi Indonesia saat ini memasuki era bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif sebanyak 190,83 juta jiwa (69,3%) lebih banyak dibandingkan dengan usia tidak produktif. Ini menjadi kesempatan baik untuk mengoptimalkan manfaat bonus demografi dengan meningkatkan kapasitas pemuda agar menjadi lebih kreatif dan inovatif untuk membawa manfaat bagi Indonesia.
Sylvia Diah selaku Pengendali Dampak Lingkungan, Pusat Industri Hijau, Kementerian Perindustrian yang hadir dalam acara Sampoerna University Bright Future Talks menegaskan pentingnya peran pemuda dalam pelestarian lingkungan. “Jika dilihat dari isu lingkungan, maka pemuda merupakan agent of change yang bisa berperan sebagai inovator, aktor, influencer, maupun mentor bagi masyarakat dalam aksi perubahan ke arah sustainability. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, memiliki program yang disebut “startup4industry” yang salah satu tujuannya adalah mengakselerasi startup sebagai technology provider atau problem solver bagi industri dan masyarakat. Selain itu melalui Pusat Industri Hijau, kami juga sudah beberapa kali melibatkan startup di bidang lingkungan, khususnya terkait waste management untuk ikut dalam sosialisasi atau kampanye terkait industri hijau. Hal ini dapat menjadi wadah bagi startup tersebut sebagai media promosi maupun ajang untuk matchmaking dengan perusahaan industri,” ungkap Sylvia.
Hal ini juga didukung oleh Farid Triawan selaku Head of Mechanical Engineering Program Sampoerna University. “Komitmen Sampoerna University adalah turut mendukung lahir dan berkembangnya teknologi inklusif di Indonesia yang mampu memberikan manfaat merata di Indonesia. Salah satunya dengan menghadirkan Fakultas Teknik dan Teknologi yang menerapkan kurikulum berstandar dunia dan disusun berdasarkan General Education khas pendidikan tinggi Amerika. Hal ini tentunya agar kami bisa mempersiapkan sarjana-sarjana teknik yang kompeten, berpikir kritis, dan inovatif menghadirkan teknologi inklusif bagi Indonesia,” jelas Farid
Berdasarkan data Startup Ranking per 14 Juni 2023, Indonesia masuk ke dalam jajaran negara dengan jumlah startup terbanyak di dunia. Tercatat jumlah startup di Indonesia terdapat sebanyak 2.482 dan menjadi peringkat keenam di dunia. Data lainnya mengungkapkan bahwa pendiri (founder) usaha rintisan berbasis teknologi (startup) di Indonesia didominasi oleh kaum produktif yang berusia 25-38 tahun sebanyak 60,50% (berdasarkan MIKTI Mapping & Database Startup Indonesia 2021). Banyak pula dari startup yang berkembang ini hadir dengan teknologi berkelanjutan dan inklusif yang mampu membawa perubahan secara merata dan ramah lingkungan demi menjaga masa depan bumi.
Salah satunya adalah Magalarva, startup bisnis pengolahan sampah organik yang memadukan teknologi dengan ekonomi sirkular. “Pemuda umur produktif itu memang sudah jadi native of digital era. Kita sebagai pemuda tentunya punya peran sangat penting untuk berkontribusi dalam teknologi berkelanjutan dan inklusif. Pemuda yang punya kepentingan paling besar dalam menentukan masa depan negara ini serta yang paling tahu selera pemuda lainnya agar inovasi yang diciptakan bisa bisa digunakan banyak orang dan bermanfaat untuk negara. Pemuda punya kreativitas tinggi dan fleksibilitas tinggi sehingga inovasi dari segi teknologi, bisnis, dan lainnya pasti akan sangat baik,” jelas Dharin Detama selaku COO Magalarva.
Selain itu, turut hadir pula Erwin Gunawan selaku Co-Founder GREENS, startup teknologi agrikultur yang memberi akses inklusif bagi semua orang untuk menikmati pangan organik. “Pemuda memiliki peran penting dalam kemajuan Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan sektor pertanian. Dengan sekitar 70 persen petani berusia lanjut, regenerasi menjadi krusial. GREENS hadir dengan solusi teknologi, menggunakan Smart Controlled Environment Agriculture melalui GREENS pod, memungkinkan pertanian di berbagai tempat, bahkan di gedung-gedung, dan melibatkan generasi muda sebagai petani digital dalam konsep pertanian metafarming. Semua ini adalah langkah penting untuk memajukan sektor pertanian dan meningkatkan ketahanan pangan negara kita,” ujar Erwin.
Pentingnya peran serta dukungan berbagai pihak sangat diperlukan untuk mewujudkan transformasi teknologi hijau (green technology) yang menyeluruh di Indonesia. “Lingkungan tentunya merupakan isu yang harus melibatkan banyak pihak, seperti pemerintah, pendidikan, para ahli, hingga generasi muda. Contohnya seperti kegiatan yang saat ini kita adakan. Ini adalah langkah awal untuk membuka ruang diskusi antara pihak pendidikan, pemerintahan serta pelaku industri yang digawangi anak-anak muda dengan tujuan mengedukasi dan meningkatkan kesadaran akan isu lingkungan serta menginspirasi generasi muda di momen spesial Sumpah Pemuda ini,” ungkap Farid.
Misi Sampoerna University adalah mendorong terciptanya generasi muda Indonesia atau calon pemimpin masa depan yang selain menguasai kecakapan dan kemampuan sesuai akademisnya, juga harus memiliki pemikiran kritis dan inovatif. Salah satunya adalah melalui Fakultas Teknik dan Teknologi yang mengaplikasikan proses pembelajaran yang membuat para mahasiswa serta lulusannya mampu beradaptasi dan mencari solusi yang tepat, khususnya yang berkaitan dengan teknologi.
Dukungan Sampoerna University terhadap transformasi teknologi hijau yang berkelanjutan dan inklusif telah dihadirkan melalui inovasi teknologi karya para mahasiswa untuk masyarakat. Seperti sistem otomasi perpustakaan digital berbasis ramah lingkungan yang menggunakan energi panel surya di SMAN 6 Cirebon dan SMPN 174 Jakarta serta mesin eco-pounding untuk membantu meningkatkan volume produksi para pengrajin di UMKM Lenteng Agung Sejahtera (Lentera), Jakarta Selatan. Sampoerna University akan terus berupaya untuk melanjutkan berbagai inovasi teknologi ramah lingkungan yang dihadirkan oleh para mahasiswa Fakultas Teknik dan Teknologi serta turut berperan aktif menjadi agen perubahan demi masa depan bumi yang lebih baik.
“Kami akan terus mengembangkan kompetensi para mahasiswa, karena kami percaya life skills inilah yang membuat mereka bisa terus berkembang, tangguh dan adaptif menghadapi berbagai tantangan perubahan dalam hidup. Harapan kami pada akhirnya mereka lebih dari sekadar menjalani hidup, tetapi menjadi solution maker bagi orang banyak, khususnya untuk Indonesia,” tutup Farid.