BisnisExpo.Com Jakarta – Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menyelenggarakan Seminar AII Teknologi Hasil Riset GTS 2021-2023. Rencananya akan diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali, untuk perdana dilaksanakan pada Selasa 20 Agustus 2024 dengan topik “Prospek Industri Hilir Sawit Ke Depan” pada Selasa, 20 Agustus 2024. Seminar ini dilakukan secara online/zoom meeting ataupun secara offline di Hotel Aston Simatupang, Jakarta. Peserta yang datang diperkirakan berjumlah 50 (lima puluh orang).
Dalam seminar ini bahasan utamanya adalah menampilkan 16 invensi tersebut di atas secara lebih detil. Dengan menghadirkan undangan dari perwakilan industri diharapkan acara tersebut dapat mempercepat dan memperluas komersialisasi hasil riset yang didanai oleh BPDPKS.
Seminar AII ini sebagai bagian dari sosialisasi atas hasil invensi yang sudah di evaluasi dan di valuasi dari kegiatan pertama, yang kemudian disajikan dalam seminar yang target sasaran audiensinya adalah pengusaha dan dunia industri terkait invensi yang ada.
Dalam kesempatan opening speech, Ketua Umum AII, Prof. (Risk) Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc, Ph.D, IPU., INV mengatakan bahwa seminar ini diselenggarakan oleh AII sebagai bagian dari kegiatan promosi teknologi yang sudah dievaluasi dan divaluasi dari kegiatan pertama, kemudian disajikan dalam acara seminar. “Topik seminar ini disesuaikan dengan teknologi yang dipromosikan yaitu di bidang hulu (orientasi produktivitas) dan bidang hilir (orientasi pengembangan produk baru),” jelas Prof. Didiek kepada wartawan, usai seminar di Jakarta.
Pemateri yang datang dan hadir saat seminar tidak hanya para Tim Ahli Internal AII dan Tim Ahli Eksternal saja, tetapi juga kalangan pengusaha/investor dan para inventor serta wartawan yang meliput dan tentu saja ada kehadiran dari pemerintah melalui BPDPKS.
Pemateri yang akan hadir adalah Arfie Thahar, Kepala Divisi Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, mewakili Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS. Dalam paparannya yang berjudul “Dukungan Dana Sawit Untuk Program Grant Riset Sawit” Arfie menyatakan bahwa Diperlukan sinergi antara Pemerintah baik sebagai Lembaga pendanaan riset maupun sebagai regulator produk hasil riset, Industri atau Perusahaan Swasta dan Lembaga Penelitian / Perguruan Tinggi untuk mendorong hilirisasi sehingga produk hasil riset dapat segera dikomersialisasikan. “Diperlukan lembaga yang berfungsi untuk mengkolaborasikan dan mensinergikan hilirisasi dan mempercepat komersialisasi,”kata Arfie.
Pemateri selanjutnya yang hadir adalah Harjanto Hanawi, Ketua Komite Perkebunan APINDO, yang menyampaikan materi berjudul “Biodiesel Indonesia.” Banyak manfaat Biodiesel Indonesia diantaranya Ketahanan dan kemandirian energi melalui Program Mandatori Biodiesel sejak tahun 2014 ; Program Mandatori Biodiesel didasari neraca perdagangan yang negatif dan ketergantungan impor BBM; Kebijakan B35 ditargetkan menyerap 13,41 juta kiloliter biodiesel; Mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 35 juta ton CO2. “Selain itu manfaat Biodiesel adalah menaikkan penghasilan pajak pemerintah melalui PPH Badan dan PPN dan Produk biofuel lain, SAF dan Renewable Gasoline,”kata Harjanto Hanawi yang juga menjabat sebagai Direktur di PT Smart Tbk.
Tidak ketinggalan juga pada seminar perdana ini semateri yang datang Sahat M. Sinaga, Chairman of Indonesian Palm Oil Board ( IPOB ) yang menyampaikan materi berjudul “Reposisi Minyak sawit Indonesia dari Loyang ( CPO) jadi Emas ( DPMO ) via Inovasi Teknologi ( Hulu-Hilir) Industri Sawit”.
Seminar ini juga didukung oleh media nasional maupun media lokal, yang konsen dan turut untuk memajukan industri kelapa sawit di tanah air.